Translate

Senin, 17 Desember 2012

sistem ekskresi pada hewan


Sistem Ekskresi pada Pisces
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lainuntuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogenhasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
•Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
•Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
•Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
•Pronefros,Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembanganembrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akandigantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
•MesonefrosGinjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkatkompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dandiameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasiantara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendahdapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam padainsang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaringsesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis.Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah.Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak  banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer).Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar danmengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

OSMOREGULASI
Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses- proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal.
•Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:- ginjal- kulit- membran mulut

Osmoregulasi pada ikan air tawar  



•Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis.Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
•Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulidalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapatmenahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air senisebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosaakan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali padatubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus)terhadap air.
•Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.Osmoregulasi pada ikan air laut
•Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air lautcenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasikehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula

 
kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisiosmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan denganikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.
•Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripadaikan air tawar.





























sistem Ekskresi pada Pisces
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjagakeseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
Pronefros,Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembanganembrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akandigantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikanµhagfish¶(Myxine) dan lamprey.
MesonefrosGinjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkatkompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasiantara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yangberlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendahdapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untukmenjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam padainsang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaringsesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis.Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilangpada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah.Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidakbanyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer).Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar danmengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemihpada beberapa jenis ikan hanya untuk penampungurine sementara, dan umumnya hanya berupaperluasan dari bagian akhir duktus ekskretori. 
 SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASIDefinisi :Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, danpadatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dandarah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aortadorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.Fungsi Ginjal :1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuhdiedarkan lagi melalui darah2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotikcairan tubuhTekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidupdi laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan
 
(Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengansistem osmoregulasinya. DEFINISI IKAN (PISCES)Bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan, bernapas dengan insang(terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifatpoikilotermal. MORFOLOGI (Bentuk Tubuh) IKANBervariasi sekali, tetapi morfologi dasarnya adalah kepala, badan, dan
¢
terdiri dari gambar 1,gambar 2.a bentuk umum : bilateral ekor simetri, dan gambar 2.b nonsimetri ANATOMIAda 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan.2. Sistem otot (urat daging): - penggerak tubuh, sirip-sirip, insang- organ listrik3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegaktubuh4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : - organnya jantung dan sel-sel darah- mengedarkan O2, nutrisi, dsb6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut  anus7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betinaAda hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :mempengaruhi
¢
menentukan cara bergeraknya - sistem urat daging dan sistem rangka
¢
bentuktubuh- O2 dari perairan sistem pernafasan dan peredaran darah dibawa ke seluruh tubuh
¢
ditangkapoleh darah, dipertukarkan dg CO2
¢
melalui darah

Sistem Ekskresi dan osmoregulasi pada Pisces
Sistem Ekskresi
Sistem Ekskresi ialah sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).  Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein.
Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
  • Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
  • Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.
  • Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
  • Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
  • Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.
OSMOREGULASI
Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses- proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal. Tekanan osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:
  • ginjal
  • kulit
  • membran mulut

Osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.  Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni
sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa
akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada
tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus)
terhadap air.
Osmoregulasi pada ikan air Laut
Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
Ginjal
Karakteristik ginjal pada  ikan air tawar adalah ginjalnya yang berkembang dengan baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air yang melewatinya. Ginjal teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
Gambar srtuktur organ dalam ikan :
  1. Hati
  2. Perut
  3. Usus
  4. Jantung
  5. Berenang kandung kemih
  6. Ginjal
  7. Buah pelir
  8. Saluran kencing
  9. Duktus eferen
  10. Kandung kemih
  11. Insang
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut. Urea merupakan produk metabolisme nitrogen, yang dikeluarkan dari tubuh ikan berupa urin tetapi jumlahnya sedikit. Pada ikan air tawar penyerapan urea dan TMAO berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam tubuh.

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.
1. Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.
Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.
2.Sistem ekskresi pada ikan
Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
3.Sistem ekskresi pada amfibi
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
4.Sistem ekskresi pada reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.




SISTEM EKSKRESI
PADA HEWAN INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
3.Alat ekskresi pada Belalang (Insekta)
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

2.      Vertebrata
1.      Ikan(ginjal = opistonefros)
Alat ekskresi pada ikan ialah sepasang ginjal yang memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan memiliki saluran ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin yang disebut dengan saluran urogenital, contohnya ikan mas. Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin akan dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitas, sedangkan pada ikan yang bernafas dengan paru-paru, urin akan dikeluarkan melalui kloaka. Ikan yang hidup di air tawar akan mengekskresikan amonia dan aktif menyerap oksigen melalui insang serta menghasilkan urin dalam jumlah yang banyak. Sedangkan ikan di air laut akan mengekskresikan amonia dalam urin yang jumlahnya sedikit.


2.      Katak(ginjal =opistonefros)
Alat ekskresi utama pada katak ialah sepasang ginjal yang terletak di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Ginjal yang berfungsi sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa seperti garam-garam mineral dan cairan darah. Saluran ekskresinya merupakan sepasang salran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu sedangkan pada katak betina tidak.


3.      Reptil(ginjal= metanefros)
Alat ekskresinya berupa ginjal yang sudah berkembang sejak embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara di kloaka. Selain ginjal, reptil juga memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu sebagai alat pengusir musuh.

4.      Burung(ginjal = metanefros)
Alat ekskresinya merupakan ginjal, paru-paru, dan kulit. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian kloaka. Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, namun memiliki kelenjar minyak yang berfungsi untuk meminyaki bulunya.

3.                          Invertebrata
1.      Cacing pipih
Proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang di bagian kanan dan kirinya di sepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir di sel-sel api. Saluran inni disebut dengan protonefridium. Cairan tubuh dan zat sisa akan dikeluarkan melalui nefridiofor.





2.      Cacing tanah
Termasuk dalam kelompok cacing bersegmen. Pada setiap segmen terdapat nefridium atau ginjal kecuali pada 3 segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium akan berakhir di nefrostom. Sisa cairan tubuh yang sudah tidak dibutuhkan tubuh akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang berupa lubang yang disebut nefridiofor.

3.      Serangga
Alat ekskresi pada serangga disebut dengan tubula atau pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi bagian dalam tersusun oleh selapis epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam, dan air dari hemolimfa ke dalam rongga tubuh. Bahan-bahan yang masih diperlukan akan diserap kembali oleh pembuluh, lalu diserap kembali secara osmosis di rektum lalu diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemolimfa. Sedangkan bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui anus.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar